Mantan kombatan dan 15 panglima wilayah eks Gerakan
Aceh Merdeka [GAM] berencana membuat partai politik lokal baru sebagai upaya
mengakomodasi aspirasi masyarakat di provinsi itu.
"Intinya keputusan hari ini kita sepakat untuk
membuat satu wadah partai lokal. Target kita membentuk misi Aceh ke depan
sesuai MoU, dan kesejehteraan masyarakat secara demokratif yang diperlukan
masyarakat Aceh sekarang," kata salah seorang mantan petinggi kombatan GAM
Sofyan Dawod di Banda Aceh, Kamis 16 Februari 2012.
Sofyan menjelaskan, partai itu sudah direncanakan
enam tahun lalu. Harapan mereka dulunya Partai Aceh (PA) bisa mengakomudir
semua aspirasi mereka menyangkut demokrasi, ternyata tidak seperti yang mereka
inginkan. “Kami kira selama ini Partai Aceh ibarat perahu yang bocor,”
tukas Sofyan Dawood. “Partai ini tidak ada membuka peluang untuk pembelot PA,
kita buat partai untuk masayarakat Aceh dan eks kombatan,” sambungnya.
Rapat konsolidasi ratusan mantan kombatan dan
panglima wilayah eks GAM itu juga dihadiri calon gubernur Aceh, 15
Panglima Eks Gerakan Aceh Merdeka [GAM] di seluruh Aceh itu telah dipecat oleh
Partai Aceh (PA) karena mendukung Irwandi.
Mudah-mudahan semua dinamika ini
semata-mata sebagai perwujudan dari proses demokrasi yang mulai dicoba dan
dirasakan oleh masyarakat Aceh, khususnya para mantan kombatan GAM.
Namun demikian, pemerintah berikut
aparat keamanannya, baik yang berada di daerah (Aceh) maupun di pusat (Jakarta)
tetap harus mencermati dinamika situasi Aceh ini dengan baik. Karena tidak
menutup kemungkinan situasi dan kondisi ini “sengaja” diciptakan oleh kelompok
kepentingan tertentu untuk “memancing di air keruh” Mereka justru akan mendapat
keuntungan dengan tenggelamnya kembali Aceh dalam konflik, seperti di masa
lalu.
Kepada seluruh elemen masyarakat Aceh
hendaknya menjadi semakin cermat dan bijak dalam berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam pergaulan sosial sehari-hari. Jangan mudah dan jangan mau
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang berkedok “untuk kepentingan
masyarakat”, dengan cara mengikuti kemauan dan rencana mereka, diantaranya
dengan berbuat tindakan kriminal dan menentang kebijakan pemerintah RI.
Aceh harus tetap damai, maju, dan
masyarakatnya hidup dengan tenteram dan sejahtera.