Dalam dua hari terakhir Harian Serambi
Indonesia mewartakan kasus penyekapan terhadap Hasan Usman (40), warga Desa
Aron, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara. Koordinator Badan Reintegrasi Aceh
(BRA) Kecamatan Syamtalira Aron itu disekap sepuluh pria di dalam kandang
kambing dan dipukuli hingga babak belur pada Rabu (24/10). Penyekapan itu
dilakukan dengan motif untuk mendapatkan uang tebusan Rp 10 juta dari keluarga
korban.
Sebelumnya, empat dari sepuluh pelaku yang
dikenal dengan baik oleh korban meminjam mobil milik korban. Setelah mobil
dipakai dan kembalikan, lalu pelaku meminta uang, namun tak dipenuhi korban.
Akibatnya, korban diculik dan disekap.
Untungnya, drama penyekapan ini hanya
berlangsung sehari, karena polisi dari Polres Aceh Utara dan Polsek Syamtalira
Aron mampu dengan cepat mendeteksi lokasi penyekapan, yakni di sebuah kandang
kambing, Desa Mayang Baroh, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara. Korban akhirnya
berhasil dibebaskan polisi tanpa uang tebusan.
Dalam editorialnya pada Senin, 29 Oktober
2012, Media cetak andalan Aceh, Harian Serambi Indonesia, menyampaikan apresiasi
tinggi yang kepada aparat kepolisian di Aceh Utara yang dalam tempo singkat
berhasil membebaskan sandera tanpa letusan senjata dan tumpah darah. Hebatnya
lagi, katanya, empat dari sepuluh tersangka berhasil diciduk tanpa perlawanan.
Ini prestasi gemilang, karena biasanya drama penyekapan berlangsung lama, harus
pula bayar uang tebusan lebih dulu barulah sandera dibebaskan, dan para pelaku
biasanya jarang tertangkap dalam keadaan hidup.
Warga Aceh yang memberikan komentar terhadap
berita tersebut juga menyatakan hal yang sama. Seperti diungkapkan oleh Musa “kami masyarakat aceh utara sangat berterima
kasih kepada aparat keamanan di aceh utara yang telah berani menangkap
penculik. yang selama ini di kenal sangat arogan terhadap masyarakat Mereka
sangat di takuti karena mereka Mantan anggota GAM. semoga pak polisi meneruskan
penyelidikan para penculik ini sampai ke pengadilan jangan di bebaskan walaupun
mereka mantan anggota GAM (GPK)Tukang Perusak Aceh”.
Tidak ketinggalan, Usuh juga
mengatakan “Hai pak polisi neu tulong
peusampoe siat bak si nyak nadir. dikamoe meu tu oh jok keudroe sie keu aneuk
yatim hana payah ji uruh di awak PA hare. Bek hanu meupue-peu ka urusan awak PA
sang- sang nanggroe aceh nyoe nanggroe ma jih.dan pajak nanggroe bek jijak cok
Le Kon nanggroe PA nyoe.Nanggroe nyoe adalah Nanggroe Indonesia Kasep Geu ato
Masalah Pajak.bek Suwah bayeue pajak keu PA.Terimakasih, semoga pak polisi
kamoe doakan semoga bagah meuteumeung yang 6 droe teuk”.
Tak ada cerita, Aceh harus tetap
aman … terus damai tenteram supaya masyarakat Aceh bisa menjalani kehidupan
dengan baik demi diri dan keluarganya. Tak ada kompromi dan hana tempat bagi
para pengganggu, perusuh, dan penjahat. Kami akan lawan, biar mereka eks anggta
GAM yg dulu sangat kami takuti. Sekarang …. GO TO HELL kalian !